Kemendikdasmen - Pangkalpinang, Penguatan pendidikan unggul, Literasi, Numerasi, dan Sains Teknologi, mencakup pendidikan matematika, sains, teknologi sejak dini, pendirian dan pengembangan sekolah unggul, serta penguatan pendidikan vokasi dan pelatihan merupakan salah satu dari program prioritas dari Kemendikdasmen. Untuk itu DIrektorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru melalui DIrektorat Guru Pendidikan Dasar menyelenggarakan Bimbingan Teknis Pengembangan Kompetensi Guru MIPA Berbasis Sains dan Teknologi Tahun 2024 Region 3 di Pangkalpinang Provinsi Bangka Belitung pada 22 s.d 26 November.
Dalam laporan kegiatan, Direktur Guru Pendidkan Dasar, Dr. Rachmadi Widdiharto, MA menjelaskan bimtek dirancang untuk meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran MIPA di bidang literasi, numerasi dan sains yang berbasis STEM dan Teknologi. Pelaksanaan di region 3 Pangkalpinang diikuti oleh 214 peserta terdiri dari jenjang SMP, SMA, SMK, MTs dan MA.
Kegiatan dibuka secara resmi melalui daring oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Dr. Fajar Riza Ul Haq, M.Si. Wamendikdasmen dalam sambutan dan arahannya mengucapkan selamat kepada peserta yang telah diundang dalam bimtek. Guru sebagai garda terdepan menumbuhkan harapan dan optimisme bahwa pendidikan Indonesia memiliki harapan yang cerah.
“Merupakan tantangan bagi bapak ibu guru bagaimana menumbuhkan rasa cinta kepada IPA dan sains pada usia dini, sesuai mandat dari Presiden Prabowo agar program prioritas mulai memperkuat pendidikan Matematika bagaimana Matematika dapat di ajarkan secara praktikal dan secara logika berpikir bukan sekedar perkalian dan hitung-hitungan."ungkap Fajar dalam sambutannya pada Sabtu (22/11).
Dalam kesempatan tersebut Fajar menjelaskan inovasi pembelajaran dan media pembelajaran yang menarik sangat diperlukan. Pendidkan matematika, sains sejak usia dini perlu dirumuskan model pembelajaran seperti apa yang dapar dipraktekkan sejak usia dini.
“Persoalan mendasar adalah bagaimana menyampaikan pembelajaran yang menyenangkan sehingga Matematika dan IPA tidak menjadi momok bagi peserta didik." lanjut Fajar.
Menurut Fajar, adanya teknologi memudahkan kita semua akan tetapi pada saat yang sama, teknologi bisa melumpuhkan nalar berpikir anak -anak muda. Pendidikan ditujukan untuk menciptakan peserta didik dapat menganalisis dan berpkir kritis. Bagaimana membangun critical thingking dan rasa penasaran pada peserta didik yang di picu dengan berani bertanya.
Di akhir sambutan Fajar mengajak guru untuk mendorong peserta didik agar meningkatkan penalaran kritisnya dengan berani bertanya. Informasi baru dan ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh peserta didik tidak saja yang bersifat kognitif akan tetapi yang dapat di aplikasikan dan di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
(Penulis: Yane, Editor: Amar)