PG Dikdas, Surabaya – Dalam kegiatan Penguatan Kompetensi Guru Daerah Khusus, metode yang digunakan tidak hanya partisipatif tetapi juga metode observasi lapangan.
Metode observasi lapangan digunakan untuk memberikan pengetahuan atau sebagai contoh ideal bagi para peserta untuk melihat praktik-praktik baik yang ada di sekolah-sekolah yang menjadi tempat kunjungan peserta. Ada tiga sekolah yang menjadi tempat berkunjung para peserta antara lain SD Kaliasin 1, SD Airlangga 1, dan SMPN 3 Surabaya.
Observasi lapangan itu sendiri dilaksanakan pada hari Rabu (28/8/2019) dimana para peserta dibagi menjadi 3 kelompok sesuai dengan tujuan sekolah kunjungan.
Tentu saja metode observasi lapangan ini akan memberikan pengetahuan positif yang bisa dipetik oleh para peserta ketika melakukan pengamatan di sekolah kunjungan.
Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMPN 3 Surabaya, Budi Hartono, ia mengatakan bahwa melalui metode observasi lapangan para peserta ini dapat mengadopsi praktik baik yang ada sehingga akan berdampak secara keseluruhan ketika praktik tersebut diaplikasikan di sekolah para peserta nantinya.
“Melalui observasi lapangan ini, karena para peserta terjun langsung ke lapangan untuk melihat praktik-praktik baik di sekolah-sekolah kunjungan, mereka diwajibkan oleh panitia untuk melakukan pengamatan dan menuliskannya, sehingga hal itu akan terus mereka ingat. Mengadopsi praktik-praktik baik ini juga nantinya akan berdampak pada pemerataan pendidikan yang baik di seluruh Indonesia, praktik-praktik baik yang ada di tiga sekolah yang menjadi tempat observasi,” ucapnya yang juga pernah menjadi guru daerah 3T ini, Rabu (28/8/2019).
Hal senada juga disampaikan oleh Dwi Rima Suprihastuti peserta asal kabupaten Ketapang, Jawa Timur. Ia menyampaikan banyak wawasan yang didapat melalui observasi lapangan dan berharap praktik-praktik baik yang sudah ia catat dapat diaplikasikan dengan baik pula nanti di sekolahnya.
“Observasi sangat menyenangkan, selain itu saya mendapat wawasan yang ada di sekolah ini. Di antaranya pembiasaan dan segala kegiatan yang berlangsung di sekolah ini mengandung nilai-nilai PPK seperti kekompakan, kejujuran, dan nasionalisme. Tentu praktik baik ini akan saya adopsikan di sekolah saya nantinya. Semoga nanti ketika saya aplikasikan di sekolah saya agar pemerataan dapat terjadi dengan baik,” ucap guru asal SMPN 1 Ketapang ini.
Harapan yang besar juga disampaikan oleh Budi Hartono, ia berharap bimbingan teknis ini harus terus berlanjut sehingga praktik-praktik baik yang telah diamati oleh para peserta dapat meluas dengan cepat dan tentu memberikan efek yang positif bagi kemajuan pendidikan Indonesia.
“Kami sangat senang dapat berbagi praktik-praktik baik yang ada di sekolah kami dimulai dari pembiasaan ketika sampai di sekolah, pembiasaan-pembiasaan lainnya yang bernilai PPK, serta bagaimana meminimalisir terjadi kekosongan kelas dengan menjadikan siswa-siswa yang mempunyai nilai di atas rata-rata untuk menjadi guru bagi teman-temannya ketika gurunya sedang berhalangan hadir. Kami juga mengharapkan bimbingan teknis ini harus terus berlanjut, sehingga praktik baik ini bisa meluas dengan cepat dan berdampak positif untuk kemajuan pendidikan di Indonesia ini. Tidak hanya praktik baik yang ada di SMPN 3 ini tetapi juga yang ada di SD Kaliasin 1 dan SD Airlangga 1 yang juga telah diamati oleh para peserta lainnya,” tutupnya.