GTK Dikdas, Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan lomba menulis surat untuk Mendikbud Nadiem Makarim di masa pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Dari ribuan surat yang masuk, Kemendikbud telah memilih lima surat paling menginspirasi yaitu dua surat yang dikirim guru dan tiga surat dari siswa.
Surat paling inspiratif kategori guru ditulis oleh Santi Kusuma Dewi dari SMP Islam Baitul Izzah, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur dan Maria Yosephina Morukh dari SD Kristen Kaenbaun, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur.
Santi Kusuma Dewi melakukan sejumlah langkah berikut:
>> Selama ramadan, Santi mengajak siswa-siswanya menggalang dana. Dengan memanfaatkan kekuatan media sosial, membuat akun Instagram dengan nama @celenganrindukita. Menggerakkan kebaikan di hati tiap orang untuk membantu melalui donasi dengan kekuatan media sosial.
>> Mengajarkan siswa-siswanya bermain coding (meski dirinya adalah guru Bahasa Inggris).
>> Menggunakan Google Earth sebagai media pembelajaran guna mengajak siswanya “keliling dunia”.
“Terima kasih mas menteri, lewat bantuan Anda, semua orang tua sekarang mau jadi guru. Terima kasih juga sudah dengan baik mendorong kami untuk mau melek teknologi. Bahagia sekali melihat teman sejawat mulai belajar sedikit demi sedikit tentang beberapa platform pembelajaran, padahal biasanya mereka hanya berpegang pada buku pegangan guru saja. Saya dulu dianggap aneh di sekolah karena mengajarkan siswa-siswa bermain coding (padahal saya guru Bahasa Inggris) atau mengajak mereka keliling dunia dengan Google Earth,” tulis Santi dalam suratnya.
Sementara itu Maria Yosephina Morukh melakukan sejumlah langkah berikut:
>> Guru honorer yang mengajar di daerah pedalaman yang jauh dari perkotaan dimana fasilitas jaringan internetnya kadang hilang muncul, serta siaran TVRI tidak dapat.
>> Siswa tidak memiliki handphone sehingga tidak memungkinkan pembelajaran online.
>> Maria melakukan jadwal kunjung anak dari rumah ke rumah. 5 rumah siswa dalam satu hari ditempuhnya dengan menggunakan sepeda motor.
>> Pada kunjungan ke rumah, Maria mengingatkan siswa menjaga kebersihan terutama mencuci tangan dan menggunakan masker apabila bepergian keluar rumah.
“Semenjak adanya wabah pandemi Covid-19, saya kesulitan dalam memberi tugas pembelajaran online kepada anak murid saya karena mereka tidak memiliki handphone, jangankan android nokia center saja tak punya. Tapi saya tidak putus asa, saya berusaha dengan semangat untuk membuat jadwal kunjung anak-anak dari rumah ke rumah. Misalnya hari pertama saya kunjungi minimal 5 rumah berarti 5 anak yang diberi tugas, nanti hari kedua 5 rumah lagi sampai semua kebagian tugas,” tulis Maria dalam suratnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengapresiasi Santi dan Maria sebagai contoh nyata guru penggerak.
“Saya ada satu kata untuk mendeskripsikan guru-guru seperti ibu Santi dan ibu Maria, itu namanya guru penggerak. Anda adalah guru-guru penggerak di masing-masing daerah. Sudah kelihatan, saya tidak harus melakukan suatu asesmen untuk mengetahui itu. Ibu Maria dan Ibu Santi ini dari jawabannya, dari visinya, dari passion-nya, itu adalah guru penggerak. Dan Andalah yang kita butuhkan di seluruh penjuru negara kita.” kata Mendikbud Nadiem Makarim melalui kanal YouTube Kemendikbud di Jakarta, Selasa (26/5/2020).