Mendikbud: Mengubah Kurikulum Bukan Proses yang Mudah
GTK Dikdas - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengatakan untuk melakukan perubahan kurikulum tidak mudah. Maka itu, saran yang disampaikan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) agar Kemendikbud membuat kurikulum darurat saat pandemi Covid-19 belum menjadi fokus perhatian yang harus segera dilakukan.
Nadiem mengatakan, bahwa krisis Covid-19 ini bergerak sangat cepat, maka itu pihaknya harus juga bergerak cepat. Dan menurutnya media televisi menjadi sarana yang tepat di tengah krisis Covid-19 yang bisa digunakan.
Menurutnya melalui media televisi penyaluran informasi bisa secara cepat sampai kepada masyarakat tanpa mengubah kurikulum. "Itu sedang kami kaji. Tapi mengubah kurikulum itu bukan proses yang mudah, dan bisa memakan waktu yang lebih lama. Sedangkan krisis Covid-19 ini bergerak cepat. Jadi kita harus melakukan yang bisa dirasakan oleh masyarakat secepat mungkin,” ujarnya dalam telekonferensi yang diselenggarakan oleh Kemdikbud, Rabu (15/4/2020).
Mendikbud mengatakan bahwa pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk mengubah kurikulum di tengah krisis Covid-19 ini. Tapi, menurutnya saat ini pihaknya lebih fokus terhadap media yang tersentuh oleh berbagai elemen masyarakat. "Bukan kita menutup kemungkinan buat kurikulum Covid-19, tapi kita buat yang lebih cepat. Jadi kita fokus kepada yang bisa netes di masyarakat dalam waktu penting karena krisis ini begitu cepat," jelasnya menambahkan.
Dia melihat perubahan kurikulum dapat mengganggu guru dan siswa karena adanya beberapa pelatihan yang harus diikuti. Dia menyebut yang terpenting saat ini bagaimana masyarakat memanfaatkan media televisi TVRI yang memuat konten edukasi anak.
Sebelumnya diketahui, KPAI menyarankan agar Kemdikbud membuat kurikulum sekolah darurat selama pandemi Covid-19. Ini karena banyaknya keluhan siswa terkait pelaksanaan program belajar dari rumah selama pandemi ini.