PG Dikdas, Singkawang – Salah satu poin semangat Nawa Cita adalah membangun Indonesia dari pinggiran. Maka perhatian terhadap daerah Terluar, Tertinggal, dan Terdepan (3T) terus dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Hal itu diantaranya ditunjukkan melalui program TNI AD Mengajar dan Program Digitalisasi Sekolah.
Mengenal Program Digitalisasi Sekolah
Program Digitalisasi Sekolah diluncurkan perdana di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, pada Rabu (18/9/2019), ditandai dengan pemberian sarana pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kepada sekolah serta komputer tablet kepada siswa.
Kelebihan Program Digitalisasi Sekolah yakni mempermudah proses belajar mengajar, karena para siswa dapat mengakses semua bahan ajar ataupun bahan ujian dalam satu jaringan. Sarana pembelajaran TIK yang diberikan berupa PC, laptop, LCD, router, dan eksternal hard disk.
Komputer tablet yang diberikan telah dipasangkan aplikasi rumah belajar yang menyediakan delapan fitur utama, yakni sumber belajar, buku sekolah elektronik, bank soal, laboratorium maya, peta budaya, wahana jelajah angkasa, pengembangan keprofesian berkelanjutan, dan kelas maya.
Digitalisasi Sekolah merupakan implementasi dari new learning, yang disiapkan untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Karakteristik new learning tersebut adalah student centered, multimedia, collaborative work, information exchange, dan critical thinking and informed decision making.
Ada pun total anggaran untuk pembelian sarana pembelajaran TIK dan komputer tablet sebesar Rp 3.176.000.000. Dana tersebut diambilkan dari BOS Afirmasi dan BOS Kinerja. Tahun 2019 Kemendikbud telah menganggarkan bantuan sarana pembelajaran TIK dan tablet melalui BOS Kinerja untuk 6.004 sekolah dan 692.212 siswa. Sedangkan BOS Afirmasi untuk 30.277 sekolah dan 1.061.233 siswa.
TNI AD Menjadi Jembatan Menuju Program Digitalisasi Sekolah
Gaung Program Digitalisasi Sekolah ini diharapkan dapat semakin masif seiring kerja sama Kemendikbud dan TNI AD dalam hal Bimbingan Teknis Penguatan Kompetensi dalam Proses Pembelajaran di Kelas Kepada Personel TNI AD Pada Satuan Pendidikan di Daerah Terluar, Tertinggal, dan Terdepan (3T) serta TNI AD Mengajar.
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Praptono berharap para personel TNI AD yang bertugas di daerah 3T menjalin komunikasi dengan pihak Kemendikbud mengenai Program Digitalisasi Sekolah.
“Ini nanti perlu senantiasa diingatkan kepada yang di lapangan. Saya sih berharap memang kalau ada info-info yang sifatnya khusus terkait dengan sekolah yang dibina tadi di perbatasan, tolong dilaporkan ke kita. Barangkali ada intervensi-intervensi yang bisa kita upayakan. Saya beri contoh begini kalau sekolah itu tidak kesulitan layanan listrik dan internet, kita akan coba bantu dengan program digitalisasi sekolah. Karena memang Pak Presiden punya keinginan untuk digitalisasi sekolah,” tutur Praptono di Yonif Raider 641/Beruang di Singkawang, Kalimantan Barat, Selasa (5/11/2019).
“Laporan itu tidak mesti harus saat monev saja, kami ada kawan-kawan yang bisa dihubungi kalau ketika di lapangan memiliki ide-ide yang bisa diberikan intervensi pada sekolah itu nanti kita akan coba upayakan, komunikasikan dengan dinas, pusat,” imbuhnya.