Nita Isaeni, Amar Nugraha | Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Muda | Direktorat Guru Pendidikan Dasar
Tahun ajaran baru 2022/2023 dimulai, terdapat 143,265 sekolah dari berbagai wilayah di Indonesia telah tercatat untuk memulai implementasi kurikulum merdeka dalam kegiatan belajar mengajarnya. Untuk menghindari miskonsepsi implementasi kurikulum merdeka, seperti adanya keluhan yang dilayangkan kepada tim Implementasi Kurikulum Merdeka Pusat bahwa satuan pendidikan harus atau wajib melaksanakan kurikulum merdeka pada tahun ajaran 2022/2023; Satuan pendidikan yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka jalur mandiri diberikan bimbingan teknis berjenjang (cascading) dari pusat ke daerah lanjut ke level sekolah, pihak Kemendikbudristek telah melakukan berbagai upaya, salah satunya adalah melakukan sinergi dengan pemerintah daerah, untuk dapat melihat secara langsung implementasi kurikulum merdeka dan pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar di satuan pendidikan.
Foto : Pertemuan Direktur GTK Dikdas Rachmadi Widdiharto dengan Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlar Ali (kiri),Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi (Kanan) 25/7 sumber: Dok. Tim Publikasi GTK DIkdas
Kurikulum Merdeka dilakukan dalam rangka memulihkan pembelajaran melalui pembelajaran bermakna, menyenangkan, dan relevan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan sehingga terwujudnya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, serta berkebinekaan global. (Dok: Renstra Direktorat Guru Pendidikan Dasar tahun 2020-2024)
Salah satu cara untuk menciptakan pembelajaran bermakna dan berkualitas tinggi yang diharapkan dalam kurikulum merdeka adalah melalui pembelajaran yang berorientasi kebutuhan, kemampuan, dan karakteristik setiap siswa.
Beragam model pembelajaran variatif dapat dilakukan guru untuk membuat pembelajaran bermakna, serta melibatkan siswa secara aktif sekaligus menumbuhkan minat belajar siswa. Model pembelajaran tersebut diantaranya berbasis proyek, inkuiri, model pembelajaran kooperatif tipe Window Shopping- proyek belanja ilmu dengan melihat karya kelompok lain, maupun pembelajaran di luar kelas dll. Model pembelajaran ini telah dilakukan oleh para guru penggerak dan di sekolah penggerak.
Teknologi dalam Proses Pembelajaran Berdiferensiasi
Teknologi secara umum ditafsirkan sebagai apa saja yang dapat memberikan kita kemudahan dalam banyak hal. Teknologi juga memiliki dampak besar pada pendidikan. Kedua hal ini menjadi semakin tidak terpisahkan karena perannya yang saling berhubungan.
Teknologi dapat dijadikan alat oleh pendidik untuk mempermudah proses pendidikan. Selain itu, siswa juga dapat menggali lebih banyak pengetahuan dan melakukan proses pembelajaran yang berbeda. Pembelajaran di kelas dapat dibuat lebih menyenangkan dengan menerapkan inovasi pembelajaran yang didorong oleh kehadiran teknologi.
Pada era digitalisasi saat ini, hampir semua akses informasi dan materi dapat ditemukan di dunia maya baik mengakses sebuah laman maupun aplikasi. Kemendikbudristek sangat menyadari kebutuhan saat ini, karena dengan memanfaatkan teknologi dapat menjangkau serta distribusi kebijakan lebih luas, serta optimalisasi implementasi kurikulum Merdeka melalui proses pembelajaran berdiferensiasi.
Selama pembelajaran berdiferensiasi, harus ada lingkungan kelas yang mendukung di mana semua orang di kelas akan menyambut dan merasa diterima, semua orang saling menghormati, siswa merasa seaman mungkin di kelasnya. Mengajar untuk mencapai keberhasilan siswa. Ada kesetaraan yang dirasakan dalam bentuk nyata oleh siswa, guru dan siswa bekerja sama untuk berhasil, (Jamoliddinova 2019:321). Pemanfaatan teknologi dapat menjadi pilihan guru untuk melaksanakan pembelajaran diferensiasi di dalam kelas.
Berbagai cara penggunaan teknologi dalam membuat produk/ konten pembelajaran antara lain penggunaan video pendidikan, pembelajaran audio, multimedia interaktif, dan munculnya Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR). Guru dan siswa bisa mendapatkan konten-konten tersebut yang disiapkan kemendikbudristek dengan mengakses Portal Rumah Belajar di laman https://belajar.kemdikbud.go.id/ . Untuk suplemen dan informasi mengenai kurikulum merdeka guru dapat mengakses laman https://kurikulum.kemdikbud.go.id/.
Secara mandiri guru juga dapat mendapatkan semua melalui Platform Merdeka Mengajar. Platform Merdeka Mengajar dipersembahkan untuk mempermudah guru mengajar sesuai kemampuan murid, menyediakan pelatihan untuk tingkatkan kompetensi, serta berkarya untuk menginspirasi rekan sejawat. Tersedia di Playstore bagi pengguna layanan Android atau bisa diakses melalui laman https://guru.kemdikbud.go.id/.
Mengapa harus menggunakan Platform Merdeka Mengajar?, Untuk memberikan akses kepada setiap guru mendapatkan pelatihan dengan kualitas yang sama, memberikan fasilitas berbagi praktik baik yang menginspirasi, memanfaatkan perangkat ajar yang tersedia untuk langsung dipakai/dicontoh, kesempatan belajar sesuai dengan kebutuhan dan kecepatan guru, menjadi wadah komunikasi dan jejaring guru antar wilayah dan mendapatkan informasi serta dokumen kebutuhan guru terbaru.
Bukti Karya Platform Merdeka Mengajar sumber: Instagram @kemdikbud.ri
Langkah awal melakukan proses pembelajaran diferensiasi adalah dengan melakukan Asesmen awal kepada murid, guru tak perlu repot menyiapkan soalnya, karena semua sudah tersedia di dalam platform.
Tak hanya itu, guru juga dapat memanfaatkan fitur lainya yang tersedia seperti perangkat ajar, Pelatihan mandiri, Bukti karya, membentuk dan bergabung ke komunitas hingga informasi mengenai kurikulum merdeka.
Jadwal Pekan Bukti Karya di Platform Merdeka Mengajar sumber: Instagram @kemdikbud.ri
Bahkan tak hanya itu, dalam fitur bukti karya para guru dapat menemukan kreasi dan praktik mengajar kreatif yang dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru lainnya. Guru juga dapat mengikuti Pekan Bukti Karya yang diselenggarakan Kemendikbudristek yang pendaftarannya dibuka hingga 5 Agustus 2022 mendatang melalui https://bit.ly/DaftarPekanBuktiKarya .
Bagaimana dengan daerah yang tidak terjangkau koneksi internet?, bagi guru dan sekolah yang berada di daerah khusus, Ditjen GTK Kemendikbudristek telah mendistribusikan diska lepas (flash disk) kepada 674 satuan pendidikan yang berada di daerah khusus serta telah mendaftar penyelenggaraan implementasi kurikulum merdeka di tahun ajaran baru, namun belum melakukan proses aktivasi dan login pada platform Merdeka Mengajar (PMM) karena terkendala infrastruktur dan wilayah. Satuan pendidikan kemudian dapat mengakses perangkat diska keras ini untuk mendapatkan dan mempelajari seluruh materi yang terdapat Platform Merdeka Mengajar, sehingga dapat mendapatkan informasi, modul, bahan ajar, hingga asesmen yang terdapat dalam kurikulum Merdeka.
Tabel distribusi diska lepas ke satuan pendidikan di daerah Khusus
Transformasi Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Tujuan penyelenggaraan pendidikan pada hakekatnya adalah mempersiapkan siswa secara utuh untuk memaknai hidup dan menjawab tantangan hidup yang dihadapinya. Pembelajaran sebagai proses inti pendidikan harus dilakukan dengan memposisikan siswa sebagai aktor kunci. Oleh karena itu, kegiatan belajar dapat dilakukan dengan kesadaran, motivasi dan tujuan yang cukup dengan berpartisipasi aktif (Hardika, 2012).
Transformasi Pembelajaran adalah proses pembelajaran yang membawa siswa lebih dekat dengan kenyataan, menyajikan pengetahuan secara kritis dan reflektif, selanjutnya memposisikan guru sebagai fasilitator untuk memimpin dan mendorong proses pembelajaran (Insiyah, 2018). Tujuan pembelajaran transformatif harus dipahami sebagai mengembalikan misi awal pendidikan, yaitu membentuk manusia seutuhnya. Tidak hanya untuk mengembangkan kapasitas kritis-kritis individu siswa dalam hal aspek kognitif, emosional dan spiritual, tetapi juga untuk menghubungkannya dengan kerangka sosial dan lingkungan di mana mereka memandang diri mereka sendiri.
Dalam konteks teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan komponen sistem pembelajaran di samping pesan, orang, teknik, konteks, dan perangkat. Media dalam proses perkembangannya hadir dalam berbagai jenis dan format (cetak, film, televisi, video, radio/audio, komputer, internet, dll), dengan karakteristik dan kelebihan serta kekurangannya masing-masing.
Dalam Taksonomi media Rudi Breetz membagi 8 klasifikasi media, yaitu media audiovisual dinamis, media audiovisual hening, suara semi dinamis, animasi, gambar diam, semi animasi, suara dan percetakan (Sadiman Arif, 2021).
Transformasi pembelajaran dunia pendidikan di Indonesia saat ini berada di dalam ekosistem implementasi Kurikulum Merdeka, yakni Platform Merdeka Mengajar, Serial webinar, Komunitas Belajar (di daerah dan daring), Narasumber praktik baik, helpdesk dan Mitra Pembangunan.
Ekosistem implementasi kurikulum merdeka memberi ruang pada pemanfaatan teknologi dan media untuk memberikan ruang fleksibilitas bagi satuan pendidikan dalam membuat kurikulum operasional yang kontekstual, sehingga pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, juga bisa mendorong sekolah, guru, dan orang tua untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih mandiri, inovatif dan kreatif. Sehingga diharapkan siswa lebih percaya diri, lebih semangat untuk belajar di sekolah dan mampu mengembangkan bakat sesuai minat siswa.
Sinergi dan Kolaborasi Bersama
Kemendikbudristek terus menjalin sinergi dan kolaborasi bersama pemerintah daerah, layanan komunitas baik tingkat pusat maupun di daerah dalam implementasi kurikulum merdeka pada satuan pendidikan. Melalui ekosistem yang dimiliki diantaranya lebih dari 18 ribu sekolah penggerak, lebih dari 16 ribu guru penggerak yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, mitra pembangunan, Duta Rumah Belajar, Captain dan Co Captain belajar.id, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), serta unit pelaksana teknis (UPT) di daerah yang dimiliki oleh Kemendikbudristek.
Memperingati hari kebangkitan teknologi nasional, pemanfaatan teknologi dalam proses transformasi pembelajaran di Indonesia telah menjadi tantangan bersama untuk menjadi problem solver dalam mendampingi satuan pendidikan untuk implementasi kurikulum merdeka. Dalam melakukannya dapat memanfaatkan kemajuan teknologi yang tersaji untuk menghadirkan inovasi pembelajaran yang menjawab kebutuhan negeri.
Daftar Pustaka
Sadiman, Arif, 2021. Media Pendidikan, Pusdatin Kemdikbudristek, Jakarta.
Hardika. 2012. Pembelajaran Transformatif Berbasis Learning How To Learn: Teori, Model, dan Implementasinya dalam Pembelajaran. Malang: UMM Press
Insiyah. 2018. “STRATEGI PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF.” OSF Preprints. April 4. doi:10.31219/osf.io/rdjkv.
Jamoliddinova, N. (2019). Scientific Bulletin Of Namangan State University DifferentiatedInstructions In Language Classes : “ One Size Does Not Fit All .” Scientific Bulletin of Namangan StateUniversity.
https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/
http://jabfungptp.kemdikbud.go.id/
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/07/kemendikbudristek-luruskan-miskonsepsi-implementasi-kurikulum-merdeka diakses 27 Juli 2022
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/07/kemendikbudristek-terus-lakukan-sinergi-dan-kolaborasi-dengan-pemda-terkait-ikm diakses 27 Juli 2022
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/07/pembelajaran-yang-menyenangkan-di-luar-kelas-solusi-hindari-kejenuhan-siswa diakses 26 Juli 2022
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/07/window-shopping-metode-pembelajaran-untuk-fasilitasi-gaya-belajar-kinestetik diakses 26 Juli 2022
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/07/pembelajaran-berbasis-proyek-tingkatkan-minat-belajar-siswa diakses 26 Juli 2022
6 Komentar terkait Berita