Program Microcredential Bahasa Inggris dengan BuckLER Center, The Ohio State University, Amerika Serikat segera dimulai. Minggu, 10 September 2023, Direktur Guru Pendidikan Dasar, Dr. Rachmadi Widdiharto, secara resmi membuka program yang akan dilaksanakan secara daring. Program ini diikuti sebanyak 30 guru sekolah dasar dari 27 kabupaten/kota di 15 provinsi yang terpilih melalui seleksi. Pelatihan dilaksanakan secara daring dengan sesi sinkronus dan asinkronus yang mempertemukan peserta dengan dengan dosen-dosen terbaik dari The Ohio State University.
Semenjak tahun ajaran 2021/2022, bahasa Inggris menjadi mapel pilihan dalam struktur Kurikulum Merdeka. Hal ini cukup menjadi tantangan bagi guru bahasa Inggris di jenjang Sekolah Dasar, utamanya yang sudah mulai menerapkan kurikulum Merdeka. Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang adaptif, yang perlu diajarkan sejak dini. Hal ini belum dibarengi ketersediaan guru mapel yang menguasai teknik pembelajaran bahasa Inggris secara utuh. Banyak sekolah yang belum memiliki guru khusus yang mengajar bahasa Inggris yang juga merupakan lulusan dari pendidikan bahasa Inggris.
Melalui program microcredential kerjasama Ditjen GTK dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan BuckLER Center, The Ohio State University, yang diberi judul Innovative Pedagogy for Teaching English (IPTE), menjadi sebuah langkah konkret dalam upaya mendukung peningkatan kompetensi guru, utamanya bagi guru yang akan mengajar bahasa Inggris di SD.
Dengan pelatihan ini diharapkan dapat menambah kesempatan bagi guru menempuh pendidikan formal dalam upaya mendapatkan professional learning certificates melalui ilmu yang telah diperoleh dari modul-modul microcredential Bahasa Inggris yang telah diakui pada level internasional.
Innovative Pedagogy for Teaching English (IPTE) dirancang bagi guru sekolah dasar di Indonesia yang menerapkan Kurikulum Merdeka. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan pelatihan Teaching English to Speakers of Other Languages (TESOL) sebagai bekal dasar bagi guru yang mengajar bahasa Inggris kepada siswa sekolah dasar, namun tidak memiliki pendidikan formal untuk mengajar bahasa Inggris. Kemampuan mengajarkan bahasa inggris kepada penutur lain merupakan tantangan bagi peserta pelatihan untuk dapat mengajar kepada orang lain, tetapi juga memiliki pemahaman mendasar tentang perjuangan dan pemahaman belajar bahasa baru itu sendiri.
Tujuan jangka panjang pelatihan ini adalah meningkatnya kemampuan pedagogi guru bahasa Inggris SD dalam pembelajaran di kelas. Diharapkan ilmu yang didapatkan dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah masing-masing. Apa yang diimplementasikan dapat menjadi sebuah praktik baik yang dapat dibagikan dengan rekan guru. Juga peran aktif para alumni nantinya yang diharapkan dapat menjadi fasilitator untuk menyebarkan ilmu bagi guru lainnya. "Kami berusaha semaksimal mungkin memfasilitasi guru dalam meningkatkan kompetensinya. Selamat kepada 30 guru hebat yang terpilih, jangan berhenti hanya di pelatihan dan diseminasi saja. Kami berharap dengan fasilitasi dan kontribusi yang ada, ke-30 guru ini dapat menjadi penggerak bagi perubahan dan kemajuan dalam pembelajaran utamanya bahasa Inggris. Mari bersama berkolaborasi dalam transformasi pendidikan di Indonesia," demikian pesan yang disampaikan oleh Bapak Direktur, dalam pembukaan kegiatan.
Rohmi Nurwiyati