Jakarta, 5 Maret 2024 - Direktorat Guru Pendidikan Dasar (Dit. Guru Dikdas), Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) kembali menyelenggarakan webinar literasi dan numerasi pada 26 dan 27 Februari 2024 dengan tema Penguatan Literasi dan Numerasi Melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Webinar ini diselenggarakan sebagai bentuk dukungan kepada Guru dan Tenaga Kependidikan untuk menumbuhkembangkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik. berbagai strategi literasi dan numerasi dapat digunakan melalui pembelajaran berbasis Proyek untuk mengasah kreativitas, inovasi, dan berpikir kritis dalam berbagai tantangan. Sehingga peserta didik dapat didorong untuk belajar secara kolaboratif menentukan permasalahan, menemukan solusi, dan menyelesaikan masalah yang ada di lingkungan sekitarnya.
Penguatan Numerasi melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Pada webinar numerasi, acara dipandu oleh Jabal Subagis (SDN Wonokerto, Wonosobo, Jawa Tengah), dan menghadirkan narasumber Dr. Rachmadi Widdiharto M.A. (Direktur Guru Pendidikan Dasar), Ni Luh Made Puspasari (SDN Banjar Anyar, Tabanan, Bali), dan Ummy Salmah (SEAMEO QITEP in Mathematics).
Dalam sambutannya, Rachmadi menyampaikan bahwa 60% kemampuan numerasi peserta didik masih belum seperti yang kita harapkan. “Ini merupakan tanggung jawab kita bersama untuk membangun iklim pembelajaran yang nyaman dalam mempelajari numerasi. Kemasan pembelajaran numerasi melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan ruang kepada guru untuk lebih inovatif, edukatif, nyaman, dan menyenangkan,” terangnya
Praktik Baik Penguatan Numerasi Melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Ni Luh Made Puspasari, Guru SDN Banjar Anyar, Tabanan, Bali, menjelaskan bahwa kita harus menerapkan numerasi dalam berbagai konteks sesuai yang kita alami, untuk mengintegrasikan numerasi dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, kita dapat memilih salah satu tema, dalam hal ini sekolah kami menerapkan tema gaya hidup berkelanjutan yang tentu pemilihan tema ini sudah kami diskusikan sebelumnya dengan Kepala Sekolah dan Guru-guru dengan mempertimbangkan beberapa aspek di lingkungan sekolah.
“Dari tema gaya hidup berkelanjutan, kami menentukan topik ‘Kami Pejuang Iklim’, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi kebutuhan peserta didik, membuat rencana pembelajaran, membuat LKPD/ assesment/ gelar karya, dan umpan balik (refleksi).” Puspa menjelaskan.
Pada praktiknya, lanjut Puspa, peserta didik melakukan pengamatan perubahan suhu dalam ruangan dan lingkungan sekolah, mereka mencatat besaran suhu dan mengolah data yang terkumpul untuk memahami dampak perubahan suhu. “Peserta didik kami dorong untuk berfikir mengenai sebab dan dampak penggunaan barang terhadap lingkungan dengan harapan mereka akan lebih bijak dalam setiap aktivitas untuk menjaga lingkungan dengan baik.”
Pada kesempatan yang sama, Ummy Salmah, pengajar SEAMEO QITEP in Mathematics memaparkan bahwa numerasi tidak hanya berkaitan dengan bilangan dan operasi hitung saja. “Kemampuan numerasi juga dapat dikembangan pada pelajaran non-matematika, sehingga kemampuan numerasi peserta didik bukan hanya tanggung jawab guru mata pelajaran matematika dan kemampuan numerasi peserta didik juga dapat dikembangkan pada semua jenjang pendidikan,” ujar Ummy.
“Model numerasi abad 21 membutuhkan pengetahuan matematika yang mencakup konsep, keterampilan, strategi pemecahan masalah, serta kemampuan mengestimasi, sehingga pengetahuan matematika dapat digunakan dalam berbagai konteks kehidupan pribadi, pekerjaan, dan sebagai warga negara,” tambah Ummy.
Penguatan Literasi melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Sementara itu, Pada webinar literasi, acara dipandu oleh Riski (SDN Sidotopo I/48, Surabaya, Jawa Timur), dan menghadirkan narasumber Dr. Meliyanti (Penanggungjawab Bidang Literasi dan Numerasi Direktorat Guru Pendidikan Dasar), Yuni Ifayati (SMP Islam Fitrah Al Fikri, Depok, Jawa Barat), dan Arif Widiyatmoko (Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah).
Dalam sambutannya, Meliyanti menyampaikan bahwa Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dapat mendorong peserta didik untuk berkolaborasi dalam memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekitarnya, “Tentunya hal ini tidak lepas dari kemampuan berliterasi sebagai cara untuk menyelesaikan masalah dalam konteks pembelajaran, Guru juga dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran sebagai strategi untuk meningkatkan literasi,” ujarnya.
Praktik Baik Penguatan Literasi Melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Yuni Ifayati, Guru SMP Islam Fitrah Al Fikri, Depok, Jawa Barat, berbagi praktik baik dalam meningkatkan literasi peserta didik melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan mengusung tema gaya hidup berkelanjutan ‘Ecobrick: Beat The Plastics’. “Latar belakang Proyek ini adalah Indonesia sebagai salah satu produsen limbah terbesar di dunia, dan plastik merupakan salah satu penyebab perubahan iklim yang terjadi di bumi.” jelas Yuni
Di sekolah kami, cukup banyak sampah plastik dari makanan dan minuman, “Kami berupaya memfasilitasi peserta didik dengan media literasi multi modal, pertanyaan pemantik, grafis, agar dapat berfikir kritis dalam permasalahan lingkungan yang diakibatkan limbah plastik, tujuannya agar mereka dapat memiliki empati dalam bersikap dan mengelola sampah plastik yang berdampak positif bagi lingkungan,” tambahnya.
Arif Widiyatmoko, Lektor Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah, menjelaskan bahwa literasi memiliki peran penting dalam globalisasi saat ini, “Terdapat 6 literasi dasar yang mencakup membaca, numerasi, IPA, digital, finansial, budaya dan kewarganegaraan yang dapat membantu peserta didik pada kehidupan sehari-hari. Dan tentunya dapat menjadi bekal menjadi generasi unggul di masa depan,” jelas Arif.
“Untuk menumbuhkan literasi peserta didik di sekolah, lanjut Arif, dapat menggunakan metode 3M (Mulai dari yang kecil, Mulai dari diri sendiri, Mulai dari sekarang!) dan DTB3 (Dipaksa, Terpaksa, Bisa, Biasa, Budaya).” pungkasnya. (Penulis: Doni Yuilianto, Editor: Asep Kiki)
1 Komentar terkait Berita