Jakarta, 1 Maret 2025 - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (Ditjen GTKPG) secara resmi membuka Program Pertukaran Guru Indonesia-Korea (Indonesia - Korea Teacher Exchange/IKTE) 2025. Program ini merupakan wujud komitmen Kemendikdasmen dalam meningkatkan kompetensi global guru.
Kerja sama antara Kementerian Pendidikan Republik Indonesia dengan Kementerian Pendidikan Republik Korea tersebut sudah berlangsung sejak 2013 melalui Asia Pacific Centre of Education for International Understanding (APCEIU) di bawah naungan UNESCO.
Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (Dirjen GTKPK), Nunuk Suryani, dalam sambutannya mengatakan bahwa kerja sama ini merupakan wujud komitmen Kemendikdasmen dalam memperkuat kompetensi guru di tingkat global. Program ini sejalan dengan upaya Kemendikdasmen agar mendorong guru untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang berkualitas, efektif, dan selaras dengan kebutuhan zaman.
“Melalui program IKTE 2025 kita ingin memberikan kesempatan bagi para guru untuk mempelajari sistem pendidikan di berbagai negara, membangun keterampilan komunikasi antarbudaya dalam mengajar melalui kolaborasi dengan guru-guru setempat, berbagi pengetahuan dan keterampilan pedagogis dalam proses pembelajaran, serta memperkuat jaringan kerja di sektor pendidikan kawasan Asia-Pasifik,” ujarnya dalam Webinar Sosialisasi Program IKTE 2025, Kamis (27/2).
Nunuk juga berpesan kepada guru yang nantinya terpilih untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya berbagi praktik baik setelah mengikuti IKTE 2025, tidak hanya pada rekan guru di sekolah, tapi juga komunitas guru di daerah lain.
Penanggung Jawab Kerja Sama Setditjen GTKPG, Nissa Afriliana, menambahkan bahwa Program IKTE 2025 ini juga akan memperkuat kesadaran sebagai warga negara global dengan latar belakang budaya yang beragam melalui berbagi metode pengajaran. Program ini akan berfokus pada Pendidikan Kewarganegaraan Global (Global Citizenship Education/GCED) serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
“Program IKTE 2025 memberikan kesempatan bagi para guru untuk berjejaring secara global, memperluas wawasan, serta memperkuat kerja sama di sektor pendidikan, khususnya di kawasan Asia-Pasifik. Para guru akan bertemu dan saling belajar dengan guru-guru lain dari berbagai negara,” ungkap Nissa.
Pendaftaran program IKTE tahun 2025 telah dibuka sejak tanggal 17 Februari 2025 sampai dengan 18 Maret 2025. Calon peserta yang dapat mengikuti program tahun ini adalah guru-guru dari jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK non-kejuruan yang berada di 19 (sembilan belas) provinsi/kab/kota sasaran, diantaranya: Provinsi Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Lampung, Aceh, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Selatan dan Papua Pegunungan.
Pengalaman Para Alumni IKTE 2024
Program Pertukaran guru Indonesia-Korea tentunya memberikan pengalaman berharga bagi para alumni. Sebagai mana yang dirasakan Ihdzar Azizi, Alumni IKTE 2024, SMAN 2 Mataram, Lombok, NTB. Ia mengaku, kesempatan ini tidak hanya memberinya kesempatan berinteraksi dengan pendidik dan murid di sana namun juga membuatnya memahami sistem pendidikan, praktik pembelajaran dan pengelolaan sekolah yang inovatif di Korea untuk bisa dia diterapkan di kelas.
Terkait pengelolaan sekolah di Seoul. Ihdzar mengamati keterlibatan aktif antara orang tua dan murid dalam meningkatkan kedisiplinan di sekolah. Selain itu, ia juga mendapatkan kesempatan pengembangan profesionalitas guru dari komunitas belajar di sekolah-sekolah yang ada di Seoul. “Kami mendapat banyak pengalaman dan wawasan selama mengikuti IKTE 2024, “ ujarnya.
Pengalaman menarik lainnya datang dari M. Jufrianto, alumni IKTE 2024 dari SMAN 3 Takalar. Selama program berlangsung, ia memperhatikan pembelajaran inovatif berbasis teknologi dapat diterapkan dengan baik di sekolah-sekolah Korea.
"Program ini luar biasa, terutama dalam melihat bagaimana keterlibatan orang tua dapat berkolaborasi dengan sekolah. Saya juga mendapat pengalaman dalam menggunakan teknologi untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan memberdayakan murid di kelas," ujar Jufrianto.
Sementara itu, Uswatun Hasanah, alumni IKTE 2024, dari SMPN 22 Surabaya, juga merasakan manfaat dari program ini untuk peningkatan kualitas pembelajaran di sekolahnya. Menurutnya, dengan melihat secara langsung proses belajar-mengajar di Korea dapat memberi inspirasi untuk menerapkan berbagai metode inovatif di sekolah.
“Metode yang digunakan aplikatif. Etos kerja para guru dan murid juga disiplin. Selain itu, wawasan multikultural saya juga menjadi lebih luas. Sehingga saya dapat mengajarkan toleransi secara perspektif global pada murid saya di Surabaya,” kata Uswatun yang mengajar di SMPN 22 Surabaya.
Program IKTE 2025 merupakan kesempatn bagi guru untuk meningkatkan kompetensi guna memperluas wawasan, mengembangkan keterampilan, dan berkontribusi dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Informasi lebih lanjut seputar IKTE 2025, dapat mengakses laman https://gtk.dikdasmen.go.id/ikte/.
![]() |
Siaran Pers Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: 99/sipers/A6/II/2025 |
Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Laman: kemdikbud.go.id
X: x.com/Kemdikdasmen
Instagram: instagram.com/kemendikdasmen
Facebook: facebook.com/kemendikdasmen
YouTube: KEMDIKDASMEN
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Siaran Pers Kemendikdasmen: kemdikbud.go.id/main/blog/category/siaran-pers
#PendidikanBermutuuntukSemua
#KemendikdasmenRamah