GTK Dikdas - Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tentu perlu untuk memperhatikan aspek-aspek pendukung agar RPP yang disusun nantinya dapat dipahami serta dimengerti dengan baik tidak hanya oleh siswa tetapi juga orang tua.
Dalam Seri Webinar Menerapkan RPP Tematik Bagi Siswa SD Memanfaatkan Sumber Belajar Secara Maksimal Dalam PJJ Blended, Senin (13/7/2020), Sri Rezki Widuri dari Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia Kemitraan Australia Indonesia membagikan cara atau saran bagaimana menyusun RPP Tematik Pembelajaran Jarak Jauh.
“Aspek yang perlu diperhatikan oleh pengajar terkait dengan penyusunan RPP Tematik Pembelajaran Jarak Jauh ada 5 (lima). Yaitu kemampuan, kerjasama, variasi, media dan juga penilaian,” ungkap Sri Rezki.
Kemampuan Siswa dan Orang Tua
Sebelum menyusun RPP, tentunya diperlukan pengetahuan tentang kemampuan siswa. Di masa normal, hal ini menyangkut akademis siswa. Tetapi untuk PJJ, di mana anak belajar dari rumah, perlu diketahui pula tingkat kemandirian belajar siswa.
Selain kemampuan siswa, perlu untuk mengetahui kemampuan orang tua siswa dari sisi ekonomi maupun kemampuan membaca dan menulis untuk mengetahui apakah orang tua memiliki kemampuan yang cukup untuk mendampingi anak.
Di awal tahun ajaran, guru sebaiknya tidak hanya melakukan asesmen diagnostik terhadap kompetensi siswa dan analisa kompetensi, tetapi juga mencari informasi tentang kemampuan non-akademik siswa serta kemampuan orang tuanya.
Untuk melakukan asesmen diagnostik/awal, alat diagnostik Profil Belajar Siswa (PBS) bisa digunakan guru dengan orang tua untuk mendeteksi kesulitan belajar anak yang diduga mungkin memiliki kebutuhan khusus.
Kerjasama dengan Orang Tua
Di masa yang sulit ini, salah satu perubahan fundamental di sistem pendidikan di seluruh dunia adalah bergesernya peran orang tua. Dan pergeseran ini sebenarnya kembali ke peran yang seharunya dimainkan oleh orang tua sebagai pendidik pertama untuk anak-anaknya. Guru bisa bekerja sama dengan orang tua dalam merancang RPP, atau memberikan kesempatan bagi orang tua untuk memberikan input.
Mungkin tidak tujuan RPP, tetapi kegiatan dan media yang bisa digunakan. Jadi orang tua dengan anaknya bisa menyepakati kegiatan pembelajaran seperti apa yang memungkinkan dilakukan di rumah, dengan sumber daya yang mereka miliki. Sri pernah memiliki pengalaman mengajar cukup lama sebagai guru SD, dan ia mengakui bahwa melakukan hal ini tentu tidak mudah.
Ada beberapa orang tua yang mungkin sulit sekali untuk diajak berkomunikasi, tetapi di sinilah ujian seorang guru dan kesetiaan terhadap profesi untuk terus menerus mencoba untuk berkomunikasi dengan orang tua sehingga akhirnya mereka memiliki kesiapan untuk mendukung anaknya belajar. Ini sangat penting, tidak hanya di masa pandemi, tetapi sebenarnya juga di masa normal.
Variasi Kegiatan
Perlu ada variasi kegiatan selama PJJ. Orang tua dan siswa jika diberi opsi, mereka akan memiliki kegiatan pembelajaran yang variatif dari jenisnya. Misalnya, kegiatan yang membangun kognitif dan non-kognitif, kegiatan indoor dan outdoor, menulis, menggambar, bernyanyi. Jadi, variasi ini penting untuk menjaga motivasi anak dan juga orang tuanya. Jadi tidak perlu monoton hanya tugas tulis.
Variasi dalam hal alokasi waktu kegiatan juga penting. RPP mungkin tidak harus per jam pelajaran, mungkin saja bisa per minggu tergantung kesepakatan dengan orang tua – berapa jam mereka bisa mendampingi anak-anak mereka setiap minggunya.
Media
Dalam merancang RPP, pasti juga akan memikirkan media apa yang dapat digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan yang dilakukan di kelas. Di dalam PJJ yang dilakukan di rumah, guru juga perlu memikirkan apakah media tersebut juga tersedia di rumah.
Untuk pembelajaran luring, agar guru menggunakan media benda-benda sekitar yang mudah didapatkan di sekitar rumah siswa. Kalaupun ada media spesifik yang perlu dibeli, sebaiknya yang mudah didapat dan secara biaya terjangkau.
Penilaian
Terkait komponen penilaian dalam RPP Tematik PJJ, untuk RPP tentu saja yang paling tepat adalah penilaian formatif karena masih dalam proses belajar.
Ada setidaknya dua jenis penilaian formatif yang bisa digunakan dalam PJJ yaitu Assesment for Learning di mana guru belajar, dengan dukungan orang tua, belajar dan mendapatkan umpan balik tentang sejauh mana anak sudah mencapai tujuan pembelajaran, jika belum bisa dikoreksi di RPP selanjutnya.
Selain itu ada pula Assesment as Learning di mana penilaian itu menjadi salah satu bagian dari pembelajaran oleh siswa. Model Self-assessment bisa dimasukkan menjadi salah satu komponen penilaian dalam RPP Tematik, karena ini akan mendorong kemandirian siswa yang memang sangat dibutuhkan dan relevan untuk PJJ.
Orang tua sekali lagi perlu dilibatkan dalam melakukan penilaian formatif, sehingga mereka juga bisa tau sejauh mana pencapaian anaknya dan efektivitas dukungan yang mereka berikan.